Ebook dan latihan Toefl

Senin, 13 Juni 2011

Terjadinya Pemusatan Kekuasaan dan Penggulingan Kekuasaan : Antara Orla dan Orba


Bacaan I
Terjadinya Pemusatan Kekuasaan
Catatan Untuk Bachrun Martosukarto
Oleh : Sulardi

            Terjadinya pemusatan kekuasaan berpangkal pada demokratisasi yang tidak berjalan. Hal ini terlihat pada peraturan perundangan yang mengarah pada semakin besarnya kekuasaan presiden. Selain itu, munculnya ketentuan ketatanegaraan yang secara yuridis menyimpang dari konstitusi. Penyimapangan konstitusi pada saat ini berakhir dengan ditumpasnya G 30 S/PKI. Sejak itu tatanan Negara dalam melaksanakan UUD lebih murni dan konsekuen. Namun walaupun begitu, pembentukannya belum mencerminkan demokrasi dengan adanya paket undang-undang politik, kurangnya pemerintah dalam mengemudikan pemerataan ekonomi. Penafsiran kata mandataris seolah-olah Presiden sebagai pemegang kedaulatan rakyat, serta memberi peluan Presiden dalam mendominasi pembuatan undang-undang. Hal tersebut menyebabkan terciptanya undang-undang pemusatan kekuasaan.

Bacaan II
Penggulingan Kekuasaan : Antara Orla dan Orba
Oleh : Panji Semirang

            Pergantian kekuaaan dan penggulingan kekuasaan pemerintah sering terjadi di berbagai daerah termasuk di Indonesia. Hali ini dibuktikan dengan pemerintah orde lama dan orde baru. Orde lama terjadi pada zaman Soekarno dimana pergantian orde lama dilakukan oleh PKI, sedangakan tatanan yang mengoreksi orde lama yaitu orde baru. Dimana terjadi pertumpahan darah yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata terhadap pendemo di Universitas Trisakti. Selain itu, orde baru pun digulingkan oleh orde baru yang lebih baru dengan cara yang hampir sama.
            Dalam penggulingan kekuasaan tersebut terdapat persamaan dan perbedaaanya, antara lain :
ü  Persamaannya
1.      Mahasiswa bergerak dengan mengadakan aksi. Kobaran aksi demo lebih dipicu dengan mengorbankan jiwa pendemo.
2.      Demo disebabkan oleh partai politik yang pongah dan Presiden yang berkuasa.
3.      Penyebab demo disebabkan oleh tatanan hukum yang belum benar.
ü  Perbedaanya
1.      Demo 1966 terdapat pro kontra dalam militer, sedangkan demo 1998 miiter berdiri pada jalur undang-undang.
2.      Demo 1966 tidak ada korban jiwa dalam jumlah yang banyak, sedangan demo 1998 terjadi sebaliknya.
3.      Presiden Soekarno mundur melalui dua proses yaitu penyerahan mandat melalui Supersemar dan dikeluarkan pernyataan dari partai Islam DPR agar Presiden diturunkan, sedangkan Presiden Soeharto hanya diturunkan setelah mahasiswa dan pimpinan DPR mengultimatumkan agar wakil rakyat mengadakan sidang.
            Peristiwa tragis sejarah ini seperti berulang kembali terhadap para penguasanya.

Bacaan III
Sampang dan Tradisi Perlawanan
                                                Oleh : Anwar Hudijono             

            Dalam masyarakat Sampang (Madura) diasosiasikan dengan sifat yang keras, kaku, dan hidup miskin serta adanya perlawanan terhadap kezaliman para penguasa. Hal ini terlihat dengan adanya peristiwa Tragedi Nipah yang merupakan ilham bagi perlawanan agrarian terhadap kekuasaan dan modal atas tanah hingga Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya memberikan “Nipah Award”. Selain itu penentangan terhadap hasil pemilu karena adanya rekayasa dan kecurangan oleh partai penguasa yaitu Golkar. Istilah tersebut merupakan cikal bakal perjuangan demokratisasi di Indonesia. Sampang merupakan pembuka mata bagi rakyat Indonesia dalam melawan rezim otoritarian, serta mewarisi tradisi perlawanan dan cukup sulit untuk ditaklukkan oleh siapapun
yang ingin melakukan kezaliman khususnya dalam pemerintahan.

Analisis bacaan :
Analisa
Bacaan I
Bacaan II
Bacaan III
Model kekuasaan
Sistem pemerintahan dijalankan secara otoriter dengan pemusatan kekuasaan yang ada pada Presiden
Model dialektik adalah model yang tergambar pada bacaan II ini. Dimana Negara biasa melayani kepentingan kelas sosial dominan yang biasanya berkuasa.
Model yang terjadi pada bacaan III ini yaitu model poliformik karena wewenang pengambilan keputusan masalah berbeda dipegang oleh beberapa orang.
Saluran kekuasaan
a. Saluran politik
Penyusunan perundangan yang cenderung mengarah pada semakin besarnya kekuasaan Presiden, dengan munculnya TAP MPRS dengan mengangkat Soekarno sebagai Presiden seumur hidup
b. Saluran ekonomi
Pengutamaan pada perkembangan, pemerataan, dan pertumbuhan
c. Saluran ideologi
Adanya paham nasakom yang muncul dan doktrin bahwa apa yang dikatakan pemerintah adalah sesuatu yang benar
a. Saluran militer
Para demonstran dihadang oleh militer dengan persenjataan lengkap.
b. Saluran ekonomi
 Demo yang terjadi pada tahun 1966 membuat rupiah mengalami inflasi dan disusul dengan kenaikan harga BBM
c. Saluran ideologi
Lebih mirip dengan bacaan I karena pemerintah ORBA cenderung menyatakan bahwa pemerintah adalah benar dalam pengambilan keputusan.
a. Saluran militer
terjadi pada tragedi Nipah di Sampang yang menjadi perlawanan agrarian terhadap penguasa modal atas tanah
b. Saluran politik
Pada tahun 1997 masyarakat berdemo menuntut adanya sesuatu yang tidak jujur, curang, tidak adil, dan penuh politik uang serta Pemilu 1997 Sampang menjadi basis perlawanan NU.
c. Saluran tradisional
Saat pemilu 1982, sampang menjadi pusat utama perlawanan golkar.
Konsep kepemimpinan
Presiden berperan sebagai penguaa tunggal dan Presiden bisa mengatur badan legislatif dan yudikatif. Semua ini karena adanya penyimpangan pada konstitusi
Presiden Soeharto memegang jabatan ganda yaitu sebagai Presiden dan Dewan pembinaan Partai Golkar menjadi orang yang sangat disegani. Rakyat disini menjadi ujung tombak.
Masyarakat daerah Sampang dituntut oleh Pemerintah untuk mematuhi dan manjalankan perintah, karena bertindak sebgai seorang yang dipimpin.

0 comments:

Posting Komentar