tips menulis surat lamaran beasiswa
23rd, 2007 — milisbeasiswa
Baru-baru ini seorang teman datang menemui saya. Dia minta dibuatkan surat rekomendasi. Rupanya dia mau melamar salah satu program beasiswa yang cukup kompetitif. Dan tentunya, salah satu persyaratan yang disebutkan adalah surat rekomendasi dari tempat kuliah sebelumnya dan dari tempat kerja sekarang.
Dengan senang hati saya bersedia membantunya. Tapi berhubung s
aya rada sibuk, jadi saya minta dia membuatkan draftnya untuk saya. Nantinya saya yang tanda tangan. Lho, kok begitu? Kan surat rekomendasinya harusnya ditulis oleh pemberi rekomendasi? Kalau yang nulis yang melamar beasiswa, wah dia bisa nulis semaunya dong?Ya, ada benarnya prinsip seperti itu. Tapi yang saya minta adalah supaya dia membuat surat rekomendasi yang isinya saya tentukan. Saya males dong mengetik begituan. Dan terus terang, untuk meminta sekretaris saya melakukannya kurang wajar juga. Ini kan tidak berurusan dengan masalah kerjaan.
Jadi saya bilang ke teman saya tersebut, “OK, kamu tulis saja begini begitu. Nanti hasilnya saya edit, dan kemudian saya tanda tangan”. Mantap! Dia heppi, dan saya juga tidak repot :).
Nah, apa saja isi dari surat rekomendasi tersebut? Karena yang diminta adalah surat rekomendasi dalam kapasitas saya sebagai rekan atau atasan di tempat kerja, tentu saja isinya berkaitan dengan penilaian saya atas kinerjanya di tempat kerja. Saya tahu teman saya itu orangnya pinter banget. IPK nya di atas 3,5! Tapi saya tidak bisa dan tidak akan menuliskan tentang itu di surat rekomendasi saya.
Untuk surat rekomendasinya, saya minta teman saya menuliskan dengan urutan berikut:
Bagian pertama, isinya perkenalan. Di sini saya menerangkan siapa saya dan bagaimana hubungan pekerjaan saya dengan rekan kerja saya itu. Apakah saya atasannya atau rekan satu level atau bagaimana? Saya pernah melihat surat rekomendasi untuk teman saya yang lain yang dibuat oleh konsultan yang pernah bekerja dengan teman saya itu. Ternyata surat tersebut diterima juga dan teman saya sukses mendapatkan beasiswa ADS untuk kuliah di Melbourne, Australia.
Bagian berikutnya saya minta dia menceritakan pekerjaan yang pernah atau sedang saya lakukan yang berkaitan dengan pekerjaan teman saya itu. Di situ juga saya ceritakan hasil dari pekerjaan tersebut, kontribusi dari teman kerja saya, dan pandangan saya tentang cara kerja teman saya tersebut. Tentu saja, karena saya diminta membuatkan surat rekomendasi, sedapat-dapatnya saya menceritakan hal-hal yang positif dong. Masa surat rekomendasi saya malah menjatuhkan. Wah, payah dong kalau begitu.
Bagian terakhir berisi penegasan dari saya kalau teman saya itu layak untuk mendapatkan beasiswa yang dilamarnya. Ini saya hubungkan dengan penilaian yang saya sudah tulis di bagian sebelumnya. Kira-kira bagian terakhir ini semacam kesimpulan dari tulisan saya. Dan isinya bertujuan untuk meyakinkan pembacanya kalau teman kerja saya itu akan berhasil dan memberi lebih banyak hasil dengan beasiswa yang akan diterimanya.
Cara penulisan di atas tentunya kalau surat rekomendasi yang diminta tidak mempunyai format tertentu. Tapi jika surat rekomendasi tersebut formatnya sudah ditentukan, tentu akan lebih mudah lagi. Kita tinggal mengikuti pertanyaan-pertanyaan dan format yang ada
0 comments:
Posting Komentar